Gunung Bromo, Pesona Sunrise dan Lautan Pasir  di Gunung Suci Tengger

Gunung Bromo

Nyero.ID – Pesona Gunung Bromo sudah sangat populer di kalangan wisawatan, baik domestik maupun macanegara.

Nama gunung dengan ketinggian mencapai 2.329 Mdpl ini diambil dari kata Brahma yang merupakan salah satu Dewa dalam agama Hindu.

Gunung berapi yang masih aktif ini terletak di perbatasan empat wilayah kabupetan, yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.

Objek wisata alam yang mempesona ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Seperti halnya gunung berapi lainnya yang masih aktif, Gunung Bromo tercatat mengalami letusan beberapa kali sejak tahun 1775.

Adapun letusan terbesar pernah terjadi pada tahun 1974 dan terakhir meletus di tahun 2015.

Akibat letusan di tahun 2015 tersebut, objek wisata ini sempat ditutup dengan radius aman 2,5 Km dari kawah aktif.

Meskipun pernah meletus beberapa kali, namun masyarakat di sekitarnya seolah sudah terbiasa dengan aktivitas vulkanik gunung yang disucikan oleh masyarakat Tengger tersebut.

Keindahan Gunung Bromo
Photo by @cocoritinha

A. Sejarah dan Legenda Gunung Bromo

Gunung Bromo identik dengan masyarakat Suku Tengger, yang diyakini bermula dari kisah legenda Roro Anteng dan Joko Seger.

Konon ketika masa kerajaan Majapahit, penduduk pribumi terpisah menjadi dua kelompok ketika terjadi serangan di berbagai daerah.

Kelompok pertama menuju ke Gunung Bromo dan bertempat tinggal di sana sementara kelompok lainnya menuju ke Pulau Bali.

Hal ini dikuatkan dengan adanya unsur budaya dan ritual keagamaa kedua daerah ini yang hampir sama, dimana keduanya menganut agama Hindu.

Dikisahkan bahwa dahulu kala istri seorang Brahmana atau Pandhita baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki dengan kondisi fisik yang sangat sehat dan bugar, yang kemudian diberi nama “Joko Seger”.

Pemandangan Cantik Kawah Gunung Bromo
Kawah Gunung Bromo Photo by @indraiswanto84

Sementara di sekitar Gunung Pananjakan juga lahir seorang bayi perempuan nan cantik yang lahir tanpa menangis, sehingga oleh kedua orangtuanya diberi nama “Roro Anteng”.

Dalam bahasa Jawa, anteng memiliki arti diam atau pendiam.

Keduanya pun tumbuh dewasa. Kecantikan Roro Anteng pun sudah sangat termasyur sehingga banyak putra raja yang ingin meminangnya.

Semua pinangan ditolak oleh Roro Anteng karena hatinya sudah terpikat pada Joko Seger. Hingga suatu hari datanglah seorang Bajak sakti dan jahat yang ingin meminang Roro Anteng.

Sebagai syaratnya, Roro Anteng meminta dibuatkan lautan di atas gunung dalam waktu semalam karena yakin bahwa permintaannya tidak akan bisa dipenuhi.

Namun dengan kesaktiannya Bajak yang jahat dan sakti tersebut mulai menggali dengan menggunakan bathok atau tempurung kelapa.

Melihat usaha sang Bajak yang hampir menyelesaikan tugasnya, Roro Anteng tidak kehabisan akal, dia segera menumbuk padi di tengah malam sehingga ayam-ayam pun terbangun dan berkokok seolah fajar telah tiba.

Destinasi Wisata Gunung Bromo
Photo by @tripbromomurah.co.id

Karena kesal usahanya gagal, sang Bajak pun melemparkan tempurung kelapa tersebut hingga tertelungkup di dekat gunung dan berubah menjadi sebuah gunung yang saat ini dikenal dengan Gunung Batok.

Baca Juga: Gunung Papandayan, Wisata Alam Favorit Kebanggaan Kota Garut

Pada akhirnya Roro Anteng pun menikah dengan Joko Seger dan membangun sebuah wilayah pemerintahan di kawasan Tengger, yang diambil dari kedua nama mereka.

Tengger juga bisa dimaknai sebagai Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral yang tinggi, sebuah simbol perdamaian yang abadi.

Namun kebahagiaan Roro Anteng dan Joko Seger belumlah lengkap, karena keduanya tidak dikaruniai anak.

Wisata Instagramable Gunung Bromo
Photo by @rudy.sidharta

Akhirnya mereka pun bersemedi di puncak Gunung Bromo dan meminta kepada Sang Pencipta agar diberikan keturunan.

Tiba-tiba terdengar suara gaib yang menyatakan bahwa keinginan mereka akan terkabul dengan syarat anak bungsunya harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo.

Pasangan ini akhirnya menyanggupi syarat tersebut dan dikaruniai 25 putra dan putri.

Mereka pun ingkar janji dengan syarat yang telah disanggupi sebelumnya, hingga terjadi malapetaka.

Dimana kawah Gunung Bromo menyemburkan api dan anak bungsu mereka yang bernama Kusuma lenyap dan masuk ke dalam kawah Bromo.

Bersamaan dengan lenyapnya anak bungsu mereka, tiba-tiba muncul suara gaib dari si bungsu yang berpesan bahwa dirinya telah dikorbankan demi menyelamatkan kehidupan semua orang.

Dalam pesannya, Kusuma juga mengingatkan untuk selalu memberikan persembahan hasil bumi setiap bulan Kasada hari ke-14 di kawah gunung.

Hingga saat ini ritual adat Yadnya Kasada atau Kasodo masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Tengger.

Biasanya upacara adat tersebut digelar di Pura Agung Poten Luhur kemudian dilanjutkan menuju ke puncak kawah dengan memberikan persembahan hasil bumi.

B. Jalur Wisata ke Gunung Bromo

Untuk mencapai lokasi wisata Gunung Bromo, pengunjung bisa memilih jalur sesuai lokasi keberangkatannya, yaitu:

Jalur dari Kabupaten Probolinggo:

  • Tonggas-Lumbang-Sukapura-Ngadisari-Cemoro Lawang-Gunung Bromo
  • Ketapang-Patalan-Sukapura-Ngadisari-Cemoro Lawang-Gunung Bromo

Jalur dari Kabupaten Pasuruan:

  • Wonorejo-Warungdowo-Tosari-Wonokitri-Pananjakan-Gunung Bromo

Jalur dari Kabupaten Lumajang:

  • Senduro-Bumo-Ranu Pane-Gunung Bromo

Jalur dari Kabupaten Malang:

  • Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Pananjakan-Gunung Bromo

C. Potensi Wisata di Gunung Bromo

Ada banyak keindahan yang bisa dinikmati oleh pengunjung di Gunung Bromo, seperti berikut ini:

  • Menikmati keindahan sunrise di Puncak Pananjakan 1 dan Kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap putih.
  • Menikmati keindahan padang savanah Bromo yang terletak di selatan Gunung Bromo. Di lokasi padang savanah yang menghijau ini pengunjung juga bisa menyaksikan keindahan pegunungan kecil yang sering disebut dengan istilah Bukti Teletubies.
  • Menikmati keunikan lautan pasir atau kaldera yang luasnya mencapai kurang lebih 5.920 hektare atau sekitar 10 kilometer persegi.
  • Menyaksikan upacara adat Kasada yang sudah diselenggarakan secara turun temurun oleh masyarakat Suku Tengger. Pengunjug juga bisa menyaksikan secara langsung kegiatan dan rutinitas masyarakat Suku Tengger di Gunung Bromo.
  • Pengunjung juga bisa menikmati keindahan air terjun Madakaripura yang masih berada di kawasan wisata Bromo.

D. Misteri Gunung Bromo

Selain keindahannya yang mempesona, Gunung Bromo juga sarat akan kisah mistis yang kadang tidak masuk akal namun tetap diyakini oleh masyarakat sekitar. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

  • Banyak kisah yang beredar menyebutkan bahwa di lokasi Gunung Bromo terdapat peninggalan benda-benda pusaka dari jaman Majapahit. Oleh karena itu setiap pengunjung diharapkan bisa menjaga sikap dan tingkah lakunya selama mengunjungi Gunung Bromo.
  • Legenda adanya akar gaib yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang memiliki kekuatan supranatural juga sangat lekat dengan Gunung Bromo. Keukatan magis yang ada pada akar gaib ini diyakini bisa menyebabkan seseorang kehilangan arah ketika berkunjung di lokasi Gunung Bromo.  Namun banyak yang percaya bahwa hal itu terjadi karena adanya niat yang tidak baik dari pengunjung itu sendiri.
  • Adanya pasir hisap di area padang savana juga masih menjadi misteri tersendiri yang layak untuk diperhatikan. Sangat penting untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu tentang wilayah yang dilewati agar terhindar dari resiko yang tidak diinginkan.
  • Orang yang hilang tanpa jejak di Gunung Bromo juga bisa menjadi peringatan bagi pengunjung agar selalu menjaga sikap dan tingkah lakunya selama berada di lokasi wisata ini.
  • Masyarakat sekitar juga meyakini bahwa pada saat erupsi Ki Bromo sedang membangun istana gaibnya yang megah. Dan untuk membangun istana, Ki Bromo membutuhkan sesaji berupa palawija atau hasil bumi sebagai persembahan.

E. Tips Berwisata ke Gunung Bromo

Agar perjalanan wisata ke Gunung ini lancar dan menyenangkan, maka beberapa tips berikut ini patut dicoba:

  • Rencanakan perjalanan dengan matang, termasuk persiapan fisik, bekal dan finansial.
  • Pilih waktu terbaik untuk berangkat, sebaiknya kunjungan wisata dilakukan pada musim kemarau karena pesona sunrisenya lebih sempurna.
  • Jika berencana menginap di penginapan, maka pastikan untuk booking tempat penginapan jauh hari sebelumnya.
  • Pilih alat transportasi yang aman karena jalur yang dilalui penuh tanjakan, pastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi fit.
  • Perlengkapan pakaian harus disesuaikan dengan kondisi cuaca di pegunungan yang dingin, jadi pastikan untuk membawa jaket tebal, celana panjang, sarung tangan, penutup kepala yang hangat dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
  • Selain itu pastikan untuk mengenakan sepatu yang nyaman, senter, masker dan kacamata untuk melindungi diri ketika berada di hamparan padang pasir atau kaldera.
  • Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan momen seru dan juga pemandangan Gunung Bromo yang mempesona.
  • Terakhir jaga sikap dan tingkah laku agar tidak menemui kendala apapun selama di lokasi wisata Gunung Bromo.