Nyero.ID – Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian mencapai 2.958 Mdpl.
Gunung yang terakhir meletus di tahun 1957 ini terletak di perbatasan wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi.
Dengan kondisi alam yang masih sangat asri, Gunung Gede dikelilingi oleh hutan pegunungan yang kaya akan berbagai jenis flora dan fauna.
Selain itu, keanekaragaman ekosistem alam yang khas, Gunung Gede menjadi salah satu laboratorium alami yang banyak digunakan sebagai objek penelitian.
Gunung Gede termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gede-Pangrango yang pada tahun 1977 telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfir oleh UNESCO dan juga sebagai Sister Park dengan Taman Negara.
A. Objek Pariwisata di Gunung Gede Pangrango

Gunung Gede menawarkan pesona alam yang begitu indah, kawasan wisata ini menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Berikut ini adalah beberapa objek wisata di Gunung Gede yang layak untuk disinggahi
a. Telaga Biru
Salah satu tempat yang paling menarik untuk dikunjungi ketika berwisata ke Gunung Gede adalah Telaga Biru.
Danau dengan luas mencapai lima hektare ini berada di ketinggian 1.575 Mdpl, tepatnya sekitar 1,5 Km dari pintu masuk Cibodas.
Keindahan danau ini terpancar dari warna kebiruan pada air yang disebabkan oleh banyaknya ganggang biru pada telaga ini.
Berada di jalur pendakian, menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat untuk melepas lelah sebelum menjelajahi Gunung Gede.
Suasana alam yang asri dan sejuk membuat siapa pun akan betah untuk belama-lama di Telaga Biru.
b. Rawa Gayonggong
Rawa Gayonggong akan menyambut kamu setelah melewati pos pendakian pertama atau setelah pos pemeriksaan barang.
Dalam perjalanan, kamu akan melewati jembatan di atas rawa, di sinilah lokasi Rawa Gayonggong berada.
Di tempat ini kamu akan disuguhi dengan pemandangan alam yang begitu mempesona dimana pepohonan tampak rindang berjajar dengan view puncak gunung yang menjulang di depan mata.
Konon dari informasi yang beredar jembatan di rawa ini menjadi tempat melintasnya macan tutul sekitar 3 bulan sekali.
c. Air Terjun Cibeureum
Masih di jalur yang sama, kamu akan meneruskan pendakian lalu menjumpai Air Terjun Cibeureum yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter.
Terletak di sekitar 2,8 Km dari Cibodas, air terjun ini berada di ketinggian 1.675 Mdpl.
Keindahan air terjun ini bisa membuat para pendaki menunda perjalannya demi menikmati kesegaran air dan kesejukan udaranya dengan gemericik air yang begitu menenangkan.
Keberadaan lumut merah di sekitar air terjun juga akan membuat kamu semakin terpesona karena keunikannya.
d. Sumber air panas
Selain telaga dan air terjun, pendaki yang meneruskan perjalanan masih akan disibukkan untuk menikmati sumber air panas yang begitu menggoda.
Dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk mencapai sumber air panas ini melalui jalur Cibodas. Lokasi sumber air panas ini terletak di sekitar 5,3 Km dari Cibodas.
Untuk melewati jalus treck ini telah tersedia tali untuk berpegangan, karena sumber air panas ini berada di tengah-tengah jalur pendakian.
e. Kandang Batu dan Kandang Badak
Di ketinggian 2.220 Mdpl atau berjarak sekitar 7,8 Km dari Cibodas, kamu akan menjumpai pos terakhir sebelum mencapai jalur menuju ke puncak gunung.
Lokasi ini banyak digunakan sebagai tempat untuk berkemah, memiliki area luasdengan pepohonan yang rindang.
Di lokasi ini para pendaki bisa menikmati makanan yang banyak dijual di area sekitar, namun tentu saja dengan harga yang relatif lebih mahal.
f. Alun-alun Suryakencana
Di ketinggian 2.750 Mdpl langkah pendakian akan kembali terhenti dengan keindahan padang Edelweis di depan mata.
Dengan luas mencapai sekitar 50 hektare, kamu akan disuguhi dengan hamparan bunga Edelweis, cocok dijadikan spot instagramable.
Lokasi yang sering dikenal dengan istilah Alun-alun Suryakencana ini disebut-sebut sebagai salah satu lokasi terbaik di Indonesia yang memiliki pemandangan taman Edelweis terindah.
Perlu dicatat bahwa di lokasi ini berlaku larangan untuk tidak memetik bunga Edelweis.
g. Puncak dan Kawah Gunung Gede
Di puncak Gunung Gede terdapat tiga puncak kawah yang masih aktif, yaitu Kawah Lanang, Kawah Ratu dan Kawah Wadon.
Untuk mencapai puncak kawah ini, dibutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan dari Cibodas. Di puncak ini para pendaki akan disuguhi dengan panorama sunrise dan sunset yang begitu menakjubkan.
Di lokasi ini aroma belerangnya sangat kuat sehingga bisa diminimalisir dengan menggunakan masker. Dari puncak gunung ini, kamu juga bisa menikmati keindahan kota Cianjur, Sukabumi dan Bogor dari atas ketinggian.
2. Misteri dan Legenda Seputar Gunung Gede Pangrango

Nama Alun-alun Suryakencana di Gunung Gede konon merupakan sebuah alun-alun yang dibangun oleh Pangeran Suryakencana dan bangsa jin.
Pangeran Suryakencana merupakan putra dari Pangeran Aria Wiratanudatar yang beristrikan putri jin, perlu diketahui bahwa Pangeran Aria Wiratanudatar adalah pendiri kota Cianjur.
Sedangkan Pangeran Suryakencana memiliki dua orang putra, yaitu Prabu Sakti dan Prabu Siliwangi.
Adapun petilasan singgasana Pangeran Suryakencana yang berupa batu besar menyerupai palana kuda hingga saat ini masih berada di sekitar alun-alun dan konon dijaga oleh Embah Layang Gading.
Di kawasan hutan yang mengitari Alun-alun Suryakencana juga terdapat sebuah situs kuburan kuno tempat bersemayamnya Prabu Siliwangi.
Di lokasi ini ada banyak situs dan peninggalan bersejarah yang dikeramatkan oleh para peziarah.
Masyarakat sekitar meyakini bahwa Pangeran Suryakencana masih bermukim di sekitar Gunung Gede dan menjadi penguasa bangsa jin.
Beberapa pendaki yang berada di sekitar Alun-alun Suryakencana juga seringkali mendengar derap suara kaki kuda yang diyakini sebagai pasukan jin yang tengah mengawal Pangeran Suryakencana.
Pada momen tertentu, banyak penganut Sunda Wiwitan yang melakukan ritual dan bertapa di gua-gua sekitar Gunung Gede.
3. Fakta Seputar Gunung Gede Pangrango
Selain misteri dan legenda yang menyelimuti kawasan Gunung Gede, ada beberapa fakta yang perlu diketahui seputar Gunung Gede seperti berikut ini:
1. Ada sistem booking online yag diterapkan bagi para pendaki yang bermaksud menjelajahi Gunung Gede setidaknya H-30 sebelum pendakian.
Para pendaki juga wajib mengisi formulir pendaftaran dengan lampiran Surat Keterangan Sehat yang nantinya akan ditukarkan dengan Simaksi (Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi).
Peraturan ini diterapkan untuk memudahkan pemantauan terhadap pendaki sekaligus mencegah adanya pendaki ilegal.
2. Selama periode Januari hingga Maret dan juga pada bulan Agustus, pihak Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango akan melakukan penutupan jalur pendakian secara rutin untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem di lingkungan Gunung Gede.
3. Selain larangan memetik bunga Edelweis di kawasan Gunung Gede juga ada larangan membawa botol air minum dalam kemasan dan tissu basah selama pendakian.
4. Jalur Pendakian Gunung Gede

Mendaki gunung perlu persiapan matang, termasuk di antaranya mengetahui rute dan keadaan setempat.
Setidaknya ada tiga jalur pendakian yang bisa kamu pertimbangkan untuk mencapai puncak Gunung Gede, yaitu:
a. Jalur Cibodas
Jalur Cibodas merupakan jalur pendakian paling favorit yang banyak dipilih oleh para pendaki.
Pada jalur ini terdapat sumber air yang melimpah serta jalur bebatuan yang tersusun rapi sehingga memudahkan kamu untuk menjelajahinya.
Pendakian melewati jalur ini akan sangat menyenangkan karena di sepanjang perjalanan kamu akan menemukan hal-hal unik dengan pemandangan alam yang tidak kalah cantiknya.
Mulai dari Telaga Biru, air terjun, padang Edelweis hingga camping ground yang luas dan rindang.
Sementara di puncak gunung, kamu akan menjumpai Kawah Lanang di sebelah kiri jalan setapak, sedangkan Kawah Ratu dan Kawah Wadon berada di sebelah kanan.
b. Jalur Gunung Putri
Jalur pendakian ini akan dimulai dari Pos Jaga Gunung Putri kemudian melewati ladang dan hutan pinus yang dikelola oleh KPH Perhutani Cianjur.
Medan selanjutnya lebih sulit dan terjal hingga memasuki hutan tropika dan tiba di Tanah Merah.
Selanjutnya perjalanan berlanjut menuju ke Legok Lenca dan Buntut Lutung.
Jalur selanjutnya mulai curam di sekitar Lawang Seketeng, kemudian dari Simpang Maleber kamu bisa mengambil jalan lurus menuju ke Alun-alun Suryakencana.
c. Jalur Selabintana
Jalur Selabintana merupakan jalur pendakian yang paling panjang dan sulit untuk dilewati dibandingkan dua jalur sebelumnya.
Akses menuju ke lokasi basecamp juga termasuk sulit, belum lagi dengan resiko serangan pacet atau lintah saat melintasi hutan yang menjadi kendala di perjalanan.
Untuk perjalanan yang lebih mudah dan menyenangkan, jalur Cibodas adalah pilihan yang paling tepat.
Baca Juga: