Nyero.ID – Gunung Argopuro memiliki ketinggian mencapai 3.088 Mdpl. Gunung berapi yang sudah tidak aktif ini memiliki jalur tracking terpanjang di Pulau Jawa, dimana para pendaki harus menempuh jarak sekitar 63 km untuk menuju ke puncak atau 4-6 hari perjalanan.
Gunung yang populer dengan sebutan puncak Rengganis ini berada di beberapa wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo.
Posisi pegunungan Hyang ini berada di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung.
Gunung Argopuro memiliki tiga puncak, yaitu Puncak Rengganis di Kabupaten Jember, Puncak Argopuro dan Puncak Arca.
Gunung dengan jalur trecking terpanjang ini bukan hanya terkenal dengan pemandangan indah yang luar biasa namun juga terkenal angker di kalangan para pendaki.
Ada banyak misteri dan hal-hal berbau mistis yang begitu melekat pada Gunung Argopuro yang akan kami singgung di sini, begitu juga dengan jalur pendakian yang banyak dilalui.
A. Misteri Gunung Argopuro

Seperti gunung lainnya, Gunung Argopuro menyimpan cerita mistis yang sudah begitu populer. Beberapa diantaranya adalah tentang kisah legenda Dewi Rengganis dan sejarah kelam di padang savana Cikasur.
1. Legenda Dewi Rengganis
Ada beberapa versi cerita yang beredar mengenai keberadaan Dewi Rengganis di puncak Gunung Argopuro.
Salah satunya adalah tentang Dewi Rengganis yang memiliki paras cantik jelita dan diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan.
Konon karena saling memperebutkan Dewi Rengganis, maka upeti yang dibawa oleh para pangeran berserakan dan menjadi harta karun terkutuk.
Siapa saja yang mengambilnya diyakini akan mendapatkan kesusahan, termasuk bebatuan dari reruntuhan candi dan bangunan lainnya.
Hal ini dikuatkan dengan beberapa informasi dari warga setempat bahwa pernah ada seorang pendaki yang mengambil batu di puncak Rengganis dan mengalami sakit setelah berada di rumah.
Akhirnya setelah batu dikembalikan, sang pendaki sembuh dari sakitnya.
Posisi arca yang berserakan pun konon akan kembali pada tempat semula saat dipindahkan.
Itulah mengapa warga setempat tidak ada yang berani mengusik benda-benda yang ada di Gunung Argopuro.
Selain itu, penampakan Dewi Rengganis yang disebut berparas cantik rupawan dengan rambut panjang dan mahkota di kepala juga acapkali terlihat oleh beberapa pendaki yang menjelajahi Gunung Argopuro.
Konon hanya orang-orang dengan hati bersih yang akan melihat penampakan Dewi Rengganis, termasuk juga penampakan tempat shalat dan tongkat di atas Gunung Argopuro serta kuburan di Taman Hidup.
2. Padang Savana Cikasur

Padang ilalang yang paling luas di Gunung Argopuro ini ternyata menyimpan kisah kelam yang memilukan.
Di tempat ini pernah dijadikan landasan pesawat pada zaman kolonial Belanda. Yang dibangun oleh masayarakat pada masa itu.
Dengan taktik licik para penjajah, awalnya para pekerja dibayar namun setelah banyak pekerja lain yang bergabung mereka justru tidak dibayar dan dilarang meninggalkan tempat tersebut.
Kelicikan mereka semakin menjadi-jadi dengan perintah tambahan untuk membangun saluran air memanjang.
Setelah galian saluran air selesai, dengan tanpa belas kasih para serdadu Belanda justru memberondong para pekerja dengan senjata mereka secara brutal hingga semua pekerja tewas dan terkubur dalam galian yang telah selesai dikerjakan.
Modus licik tersebut dilakukan untuk menghilangkan jejak keberadaan landasan pesawat agar tidak diketahui orang lain.
Terkait dengan kisah misteri dan mistis yang menyelimuti tempat ini, maka setiap pendaki hendaknya mampu menjaga lisan dan tingkah laku selama berada di jalur pendakian untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Pesona Wisata Gunung Slamet, Puncak Tertinggi yang Melegenda di Jawa Tengah
B. Jalur Pendakian menuju ke Puncak Rengganis

Ada dua jalur populer yang biasa digunakan pendaki untuk mencapai puncak Gunung Argopuro, yaitu: Bederan dan Bremi.
Untuk menikmati spot-spot cantik di sepanjang perjalanan, yaitu Danau Taman Hidup di jalur Bremi dan Padang Savana Cikasur di jalur Baderan, banyak pendaki yang melalui kedua jalur tersebut.
Dapat dikatakan para pendaki banyak yang memilih jalur Baderan untuk trek pendakian dan jalur Bremi untuk trek penurunan agar semua spot cantik bisa dieksplore.
1. Jalur Baderan di Situbondo
Untuk rute Baderan jalur pendakian dimulai dari basecamp di kantor Perhutani – Pintu masuk hutan dengan jarak tempuh sekitar 4 jam perjalanan.
Dari pintu masuk menuju ke pos Mata air I membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Mata air I – Mata Air 2 sekitar 2 jam.
Jalur pendakian masih didominasi dengan tanjakan dan jalan yang cukup sempit.
Ketika sampai di pos Mata Air 2, kamu akan mendapat area yang cukup luas sehingga bisa digunakan untuk mendirikan tenda dan istirahat.
Dari Pos Mata Air 2 menuju padang savana Cikasur kurang lebih dapat ditempuh dengan 5 jam perjalanan, jalur yang dilewati pun berupa hutan yang cukup rapat dengan pepohonan sehingga terlihat gelap meskipun disiang hari.
Selepas hutan ini, kamu akan menjumpai padang savana pertama yang ditumbuhi lavender. Dari savana pertama, perjalanan bisa kamu lanjutkan dengan memasuki hutan yang cukup menanjak.
Di beberapa lokasi, kamu akan mendapati beberapa area yang cukup luas untuk mendirikan tenda sehingga para kamu bisa berhenti sejenak untuk istirahat jika waktu tidak memungkinkan untuk mencapai padang savana Cikasur.
Setelah melewati jalur track yang cukup landai, akan dijumpai savana kedua yang lebih luas lagi. Perjalanan bisa dilanjutkan dengan membelah savana menuju ke padang Cikasur.

Sampai di Cikasur pendaki akan disuguhi dengan pemandangan alam yang begitu menakjubkan dengan padang savana yang sangat luas.
Di sekitar kawasan ini terdapat sumber mata air yang bisa digunakan untuk mengisi perbekalan. Bukan hanya itu saja, tanaman selada air juga banyak ditemukan di sepanjang aliran sungai dan tentu saja bisa digunakan untuk menu makan siang sebelum melanjutkan perjalanan.
Dari jalur Cikasur menuju Cisentor perjalanan yang akan kamu tempuh tidak terlalu menanjak. Kamu akan melewati bukit savana dan hutan yang tidak terlalu rapat hingga sampai ke puncak bukit.
Setelah menuruni sungai kamu akan sampai di Cisentor yang sangat available untuk mendirikan tenda.
Dari Cisentor menuju rawa Embik membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan, sementara dari rawa Embik menuju puncak Rengganis membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Dari puncak Rengganis munuju puncak Argopuro butuh waktu sekitar 40 menit.
2. Jalur Bremi di Probolinggo
Rute perjalanan menuju puncak melalui jalur Bremi bisa strat dari polsek Krucil, lalu menuju danau Taman Hidup dengan waktu kurang lebih 4 jam.
Lalu dari danau Taman Hidup menuju Hutan Lumut dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan.
Lalu kamu dapat melanjutkan perjalanan dari hutan Lumut menuju Cemara Lima sekitar 2 jam perjalanan. Dari Cemara Lima lalu menuju ke Angkene sekitar 3 jam.
Setelah itu, dari angkene menuju Cisentor sekitar 2 jam. Dari Cisentor menuju rawa Embik sekitar 2 jam, dan terakhir dari rawa Embik menuju Puncak Argopuro sekitar 1 jam.
Perlu diketahui bahwa keberadaan danau Taman Hidup menyimpan pesona bernuansa mistis, oleh karena itu kamu disarankan untuk tidak membuat kegaduhan.
Beberapa pendaki pernah mengalami pengalaman yang cukup janggal dimana musik Mp3 yang diputar tiba-tiba mati dan berganti dengan suara gamelan.
Sangat disarankan pula untuk mengunjungi danau ini pada siang hari demi kenyamanan bersama.
Baca Juga: Gunung Merapi, Destinasi Wisata Alam yang Menyimpan banyak Cerita
C. Tips mendaki ke Gunung Argopuro
- Siapkan keperluan logistik setidaknya untuk 4 hari.
- Siapkan fisik karena akan melakukan perjalanan dengan jalur pendakian yang cukup panjang.
- Gunakan jasa ojek untuk menghemat tenaga.
- Catat dengan teliti jalur yang dilalui agar tidak tersesat terutama ketika berada di hutan yang sangat rapat.
- Gunakan pakaian panjang untuk meminimalisir gangguan tanaman berduri di perjalanan.
- Dirikan tenda sebelum malam, karena jika sudah malam kondisi alamnya akan sangat membingungkan.
- Jangan buang puntung rokok sembarangan untuk menghindari kebakaran.
- Sampah jangan ditinggal di kawasan Gunung Argopuro, bawa sampahnya pulang!