Nyero.ID – Museum Bahari Jakarta bisa menjadi alternatif tujuan wisata yang menarik untuk keluarga.
Museum bersejarah ini menyimpan beragam koleksi bahari yang akan membuat wawasan kamu semakin bertembah.
Seperti museum bersejarah lainnya di Jakarta, bangunan Museum Bahari juga merupakan peninggalan Belanda yang dibangun secara bertahap mulai tahun 1652 – 1771 di dekat muara Sungai Ciliwung.
Gedung dengan gaya arsitektur Belanda ini digunakan sebagai tempat untuk menyimpan, memilah dan mengepak rempah-rempah.
Gudang ini merupakan gudang rempah-rempah terbesar di Asia yang digunakan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah sebelum dikirim ke Eropa.
Selain rempah-rempah gudang ini juga digunakan sebagai tempat untuk menyimpan kopi, teh, tembaga, tekstil, dan timah.
Bangunan Gedung ini terdiri dari dua sisi, yaitu Gudang Barat (Westzijdsche Pakhuizen) yang berada dan Gudang Timur (Oostzijdsche Pakhuizen).
Gudang Barat terdiri dari 4 unit bangunan dimana tiga diantaranya digunakan sebagai museum bahari saat ini.

Pada tahun 1839 bangunan Menara Syahbandar dibangun yang kemudian difungsikan sebagai menara pengawas dan pengatur lalu lintas kapal di Pelabuhan Batavia yang berada di Sungai Ciliwung.
Sementara pada tahun 1926 – 1967 bangunan ini digunakan sebagai menara pengawas dan kantor Syahbandar untuk kegiatan pelabuhan dan pasar ikan.
Sementara pada tahun 1942 – 1945 ketika masa pendudukan Jepan, gedung peninggalan Belanda ini digunakan sebagai gudang logistik tentara Jepang.
Namun setelah masa kemerdekaan di tahun 1945 – 1976 gedung ini berada di bawah kepemilikan PLN dan PTT (Post Telkom and Telegram).
Pada tahun 1976, bangunan Museum Bahari dan menara Syahbandar ditetapkan sebagai bangunan bersejarah oleh Gubernur Jakarta.
Yang kemudian diikuti dengan adanya peresmian gedung sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977 oleh Gubernur Jakarta yang saat itu dijabat oleh Ali Sadikin.
Museum bersejarah ini menyimpan berbagai macam koleksi bersejarah yang erat kaitannya dengan dunia pelayaran dan kemaritiman di tanah air.
Mulai dari perahu-perahu niaga tradisional, foto-foto dokumentasi, alat-alat navigasi pelayaran, biota laut, dll.
Berkunjung ke Museum Bahari Jakarta bisa memberikan pengalaman yang berkesan dan tak terlupakan.
Informasi Lengkap Destinasi Wisata Museum Bahari Jakarta:
Bagi sobat Nyero yang sedang merencanakan liburan asik di Museum Bahari Jakarta, berikut ini adalah beberapa informasi mengenai harga tiket masuk, jam buka, fasilitas, daya tarik, dan lokasi yang perlu diketahui
1. Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk ke Museum Bahari Jakarta sangatlah terjangkau, yaitu sebesar Rp 5.000 untuk umum, Rp 2.000 untuk anak-anak dan Rp 3.000 untuk mahasiswa.
Dengan harga yang begitu murah, kamu akan diajak untuk menjelajahi waktu dan menyaksikan jejak kejayaan nenek moyang sebagai pelaut handal.
2. Jam Buka
Museum Bahari Jakarta buka setiap hari Selasa – Minggu mulai pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB, sementara hari Senin museum tutup.
3. Fasilitas
Fasilitas di Museum bahari sudah cukup memadai sehingga kamu bisa menikmati momen jalan-jalan di museum dengan lebih nyaman.
Fasilitas yang tersedia antara lain adalah area parkir, cafe, restoran, dan beberapa fasilitas standar lainnya.
4. Daya Tarik

Museum Bahari menyimpan beragam kenangan dan jejak kemaritiman di masa silam yang saat ini masih bisa disaksikan oleh lintas generasi.
Bangunan peninggalan Belanda ini memiliki gaya arsitektur khas Belanda yang menjadi daya tarik tersendiri dengan konstruksinya yang masih kokoh.
Sebagai salah satu museum bersejarah yang terkenal di Jakarta, Museum Bahari menyimpan berbagai macam koleksi yang berhubungan erat dengan dunia kemartiman.
Koleksi yang ada di museum ini memiliki cerita sejarahnya masing-masing yang akan mengajak kamu untuk menyaksikan bagaimana kejayaan maritim nenek moyang dulu yang terkenal sebagai pelaut handal.

Setidaknya ada 19 koleksi kapal asli dan replika yang terdiri dari kapal VOC, miniatur kapal layar Batavia, Kapal Phinisi, hingga kapal Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Selaian kapal dan replika kapal, di Museum Bahari Jakarta juga terdapat Meriam VOC. Ada 6 koleksi meriam peninggalan VOC yang semuanya masih dalam kondisi terawat.
Koleksi benda bersejarah ini berada di Gedung A. Selain itu ada rangka perahu Phinisi dengan keunikan tersendiri yang menjadikannya lebih kuat dan awet.
Proses pembuatan perahu phinisi diawali dengan membuat kerangka terlebih dulu baru kemudian badan perahu.
Cara penyambungan kayu-kayu pada perahu phinisi bukan dengan paku melainkan dengan pasak kayu.

Salah satu alasannya adalah karena pasak kayu akan lebih memadat jika terkena air, sementara jika menggunakan paku maka akan berkarat.
Kapal phinisi pertama dibuat oleh seorang nahkoda Bira, yang dikenal sebagai kampung pelaut di wilayah Sulawesi.
Koleksi lainnya adalah Kapal Jukung Barito atau sering disebut dengan Jukung Hawai yang merupakan koleksi perahu dari Kalimantan Selatan.
Jenis perahu ini banyak digunakan untuk perdagangan di Pasar Apung Kalimantan Selatan.
Proses pembuatan perahu ini cukup lama, dimana kayu yang digunakan untuk membuat perahu merupakan satu batang pohon utuh yang kemudian dilubangi pada bagian tengahnya.
Proses selanjutnya adalah memanaskan kayu selama 7 hari 7 malam tanpa mengenai api.
Proses awal pembuatan perahu ini dikenal dengan istilah Bakal Jukung, dimana setelah kayu mekar secara maksimal akan disambungkan papan.

Koleksi lainnya yang tidak kalah menarik adalah Perahu Lancang Kuning yang merupakan jenis perahu resmi kerajaan yang digunakan sebagai alat transportasi keluarga kerajaan.
Perahu ini menjadi salah satu legenda di masyarakat Melayu khususnya di pesisir Kalimantan.
Ada juga Parahu Gelati dengan layar berbentuk segitiga.
Jenis perahu nelayan ini dikenal dengan sebutan Jung Rere oleh orang Madura dan memiliki peran yang sangat penting di Selat Bali.
Perahu dengan panjang sekitar 12 meter dan lebar 2,6 meter ini mampu menampung hingga 18 penumpang.
Jenis perahu lainnya yang unik di Museum Bahari adalah Perahu Cadik Parere yang berasal dari Papua.
Perahu tradisional Papua ini terbuat dari kayu utuh yang tidak dipotong dengan panjang hingga mencapai 11 meter.
Bukan hanya koleksi perahu-perahu tradisional saja, di Museum Bahari Jakarta ini juga terdapat foto-foto perwira Angkatan Laut yang pernah berjuang melawan penjajah.
Seperti Komodor Yos Sudarso, Laksamana Laut R.E Marta Dinata, dll.
Selain itu, di Museum Bahari ini juga terdapat berbagai macam peralatan dan perlengkapan yang biasa digunaakan dalam dunia pelayaran.
Mulai dari jangkar, teropong, alat-alat navigasi, model mercusuar, hingga koleksi biota laut dan ikan dari perairan Indonesia.
Koleksi lainnya yang tidak kalah unik adalah rempah-rempah yang berasal dari seluruh nusantara. Rempah-rempah menjadi salah satu alasan Bangsa Eropa datang ke Indonesia.
Harga rempah-rempah di Eropa sangatlah mahal sehingga mereka datang ke Indonesia untuk mendapatkannya.
Di museum ini terdapat koleksi rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, kemukus, ketumbar, lada, dll.
Selain menjelajahi museum dengan berbagai macam koleksinya yang penuh cerita, kamu juga bisa mengeksplore menara pengawas peninggalan Belanda, galangan kapal dan gudang rempah yang akan membuat momen liburan semakin lengkap.
Baca Juga: Museum Wayang Jakarta, Alternatif Tujuan Wisata Budaya dan Edukasi di Kawasan Kota Tua Jakarta
5. Lokasi
Lokasi Museum Bahari Jakarta berada di Jalan Pasar Ikan No. 1, Penjaringan, Jakarta Utara.
Lokasinya sangat mudah untuk diakses, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Untuk rute selengkapnya silahkan gunakan Google Maps di bawah ini.