Nyero.ID – Suku Batak Toba merupakan bagian dari suku bangsa Batak. Suku Batak sendiri terdiri dari enam sub atau bagian, yaitu Batak Karo, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Ankola, dan Batak Mandailing.
Adapun wilayah yang didiami oleh Suku Batak Toba meliputi Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara serta sebagian Kabupaten Tapanuli Tengah, Dairi, Sibolga dan sekitarnya.
Seperti suku lainnya di Indonesia, Suku Batak Toba juga memiliki kekayaan budaya dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun.
Dimana setiap suku memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah rumah adat Batak Toba yang sarat akan makna filosofi dan nilai-nilai luhur di dalamnya.
Pada Suku Batak Toba ini rumah adatnya dikenal dengan sebutan Rumah Bolon.
Rumah adat ini terdiri dari dua bagian, yaitu rumah dan lumbung padi atau sopo. Rumah adat ini memiliki pekarangan yang luas sebagai tempat berkumpulnya warga.

Pembangunan rumah adat Sumatera Utara inipun tidak boleh sembarangan. Karena fungsinya bukan hanya sebagai tempat tinggal saja tetapi juga sarat akan nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman kehidupan.
Dalam proses pembuatannya, rumah adat Batak Toba dibangun secara bergotongroyong.
Hal ini sekaligus menggambarkan bagaimana sikap kebersamaan masyarakat yang masih dipertahankan dalam berbagai aspek kehidupan.
Rumah adat Batak dibangun dengan bahan terbaik. Salah satu caranya adalah dengan memilih kayu yang berbunyi nyaring saat dipukul.
Bunyi nyaring pada kayu yang dipukul diyakini sebagai kayu yang berkualitas bagus.
Pada bagian pondasi biasanya berbentuk segi empat dengan pancangan tiang yang kuat.
Pondasi tersebut menjadi simbol adanya sikap saling kerjasama dalam memikul beban berat.
Sedangkan pada bagian tiang yang biasa disebut dengan istilah “ninggor” dibuat secara lurus dan tinggi sebagai simbol adanya kejujuran.
Sementara bagian depan terdapat “arop-arop” yang merupakan sebuah harapan agar mendapatkan kehidupan yang layak.
Untuk penahan atap “songsong boltak” memiliki makna bahwa apapun yang tidak berkenan dari tuan rumah sebaiknya dipendam dalam hati.
Pada rumah adat ini juga terdapat lubang “talaga” yang berada di dekat tungku masak. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk membuang semua kotoran yang telah disapu.
Hal ini juga menyimbolkan bahwa segala keburukan harus dibuang. Demikian juga dengan kelakuan buruk yang harus dilupakan.
Salah satu ciri khas dari rumah adat Batak Toba adalah pembagian ruangan atau jabu yang menggunakan batas imajiner.
Meskipun secara fisik tidak terdapat sekat antar ruangannya, namun fungsi dan penggunaannya sudah diatur secara adat.
Arsitektur & Ruangan Utama Rumah Adat Batak Toba

Adapun pembagian ruangan pada rumah adat Batak Toba terdiri dari beberapa jabu, yaitu:
- Jabu bona yang digunakan untuk menerima tamu, upacara adat, dan tempat istirahat bagi penghuni rumah.
- Jabu soding yang digunakan sebagai tempat bagi istri para tamu saat upacara adat. Ruang ini juga menjadi tempat istirahat bagi anak perempuan pemilik rumah.
- Jabu suhat yang diperuntukkan bagi keluarga anak sulung. Jika anak sulung merantau maka ruangan ini digunakan oleh anak bungsu.
- Jabu tampar piring yang diperuntukkan bagi keluarga saudara laki-laki istri yang sudah menikah. Ruangan ini juga bisa digunakan oleh saudara satu marga ataupun teman sekampung.
- Jabu tonga-tonga yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh keluarga dan juga sebagai dapur.
Rumah adat Batak Toba berbentuk rumah panggung dengan tiang penyangga yang cukup tinggi.
Biasanya pada bagian kolong rumah digunakan sebagai tempat untuk memelihara hewan ternak seperti ayam atau babi.
Baca Juga: 6 Jenis Rumah Adat Limasan Suku Jawa Beserta Keunikannya!