Rumah Adat Kajang Leko, Rumah Tradisional Warisan Suku Batin Jambi

Rumah Adat Kajang Leko
Photo by @langitiitu_biru

Nyeo.ID – Kajang leko merupakan rumah adat Jambi yang memiliki design unik, baik dari segi arsitektur maupun struktur bangunannya.

Rumah adat ini dibuat oleh Suku Batin yang masih melestarikan adat dan budayanya, termasuk rumah kajang leko ini.

Kajang leko sendiri baru ditetapkan sebagai rumah adat Jambi setelah melalui proses yang cukup panjang.

Yaitu bermula ketika di tahun 1970-an pemerintah mewajibkan setiap provinsi di Indonesia untuk mengirimkan desain rumah adatnya.

Desain rumah adat tersebut diperlukan terkait dengan adanya rencana pembangunan TMII di Jakarta.

Untuk keperluan tersebut Gubernur Jambi pada saat itu mencari satu rumah adat dari sekian banyak rumah adat yang ada di Jambi.

Akhirnya rumah kajang leko dipilih sebagai ikon rumah adat Jambi karena merupakan desain tertua yang ada di Jambi.

Keunikan & Gaya Arsitektur Rumah Adat Kajang Leko

Rumah Adat Kajang Leko Jambi
Photo by @jambiku

Struktur bangunan kajang leko terdiri dari 30 tiang penopang yang berukuran besar. Terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang pelamban.

Adapun bentuknya adalah rumah panggung dengan ukuran 12×9 meter dan berbentuk persegi panjang.

Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembagian ruangan yang nantinya disesuaikan dengan fungsinya.

Dengan bentuk rumah panggung tersebut maka kajang leko juga dilengkapi 2 tangga, yaitu tangga utama yang berada di sebelah kanan dan tangga penteh.

Bagian atap pada rumah adat kajang leko ini terlihat mirip sebuah perahu dengan ujung yang melengkung dan dikenal dengan istilah lipat kajang.

Bentuk atap yang melengkung bertujuan untuk mempermudah turunnya aliran air hujan dan juga untuk sirkulasi udara.

Atap di ujung atas biasa disebut dengan kasau bentuk yang letaknya berada di depan dan belakang rumah.

Bentuknya yang miring bertujuan untuk menghindari masuknya air ketika turun hujan.

Sementara pada langit-langit rumah terdapat plafon yang memisahkan ruang loteng di bawahnya, bagian ini lebih dikenal dengan istilah tebar layar.

Fungsinya sebagai dinding dan penutup ruang atas.

Ruangan Utama Rumah Adat Kajang Leko

Makna Filosofi Rumah Adat Kajang Leko Jambi
Kajang Lako taken by @busrobusro

Seperti rumah adat lainnya, kajang leko juga terbagi dalam beberapa ruangan dengan fungsi yang berbeda.

Yang pertama ada ruang pelamban yang difungsikan sebagai ruang tunggu bagi tamu sebelum dipersilakan masuk.

Pelamban ini berada di sebelah kiri bangunan utama dan merupakan bangunan tambahan seperti halnya teras.

Lantai pelamban terbuat dari bambu belah yang sudah diawetkan dan disusun agak renggang untuk memudahkan air hujan mengalir ke bawah.

Selanjutnya ada ruang gaho yang difungsikan sebagai tempat untuk penyimpanan barang maupun persediaan makanan.

Ruangan ini terletak di ujung sebelah kiri bangunan induk dengan posisi yang memanjang.

Ruang lainnya adalah ruang masinding yang difungsikan sebagai tempat untuk melaksanakan musyawarah maupun kenduri dan dikhususkan bagi kaum pria.  Ruangan ini terletak di bagian depan bangunan utama.

Ada juga ruang tengah yang difungsikan sebagai tempat untuk kaum wanita pada saat ada acara kenduri. Sesuai dengan namanya, ruangan ini berada di tengah-tengah bangunan utama.

Ruangan ini juga melambangkan adanya kesetaraan gender antara pria dan wanita dalam adat dan budaya Jambi.

Sementara ruang balik menahan atau ruang dalam berfungsi sebagai tempat untuk ruang tidur bagi para orang tua, anak gadis, dan ruang makan.

Tamu tidak diperbolehkan masuk ke ruangan ini.  Ruang selanjutnya adalah ruang balik malintang dengan posisi lantai paling tinggi di antara ruang lainnya.

Rumah adat ini juga memiliki ruang atas yang dikenal dengan istilah penteh. Biasanya ruangan ini digunakan untuk menyimpan barang.

Selain ruang atas, ada juga ruang bawah yang disebut bauman. Fungsinya untuk ruang penyimpanan dan memasak ketika ada acara adat.

Baca Juga: Rumah Adat Limas, Rumah Tradisional dari Sumatera Selatan