Rumah Adat Saoraja, Rumah Bangsawan Suku Bugis di Sulawesi Selatan

Rumah Adat Saoraja
Photo by @pancadutakencana

Nyero.ID – Rumah adat Saoraja adalah salah satu rumah tradisional Suku Bugis di Sulawesi Selatan dan dibedakan menjadi dua berdasarkan status sosial pemiliknya.

Yaitu saoraja atau sallasa yang memiliki arti rumah besar dan ditempati oleh kaum bangsawan. Serta bola yang merupakan rumah tinggal bagi rakyat biasa.

Meskipun keduanya sama-sama berbentuk rumah panggung namun dari segi ukuran dan bentuknya berbeda.

Rumah saoraja memiliki ukuran yang luas dengan bentuk empat persegi panjang. Sesuai dengan ukurannya maka tiang penyangga pada rumah adat ini juga disesuaikan dengan luas bangunan.

Rumah Tradisional Saoraja Sulawesi Selatan
Photo by @yusmadiandrie

Sementara pada atapnya berbentuk prisma yang difungsikan sebagai penutup bubungan atau biasa disebut dengan timpak laja.

Bagian ini dibuat bertingkat-tingkat sesuai dengan status sosial pemilik rumah, biasanya antara tiga sampai lima tingkatan.

Secara umum rumah adat Sulawesi Selatan tahan gempa dan juga banjir karena berbentuk rumah panggung dengan konstruksi kayu yang panjang dan tidak disambung.

Sehingga mampu meredam getaran tanah ketika terjadi gempa. Pondasi rumah yang kokoh juga membuat rumah adat ini lebih aman ketika terjadi banjir.

10 Gaya Arsitektur Bagian Utama Rumah adat Saoraja Sulawesi Selatan

Rumah Adat Saoraja Suku Bugis
Photo by @visit_sulsel

Rumah adat saoraja memiliki gaya arsitektur yang unik dengan beberapa bagian utama di dalamnya, yaitu:

1. Aliri atau Tiang.

Pada awalnya model rumah adat ini hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan dengan bentuk tiang segi empat atau segi delapan.

Sementara untuk rumah biasa hanya diperbolehkan menggunakan tiang berbentuk bundar.

Aliri dipancangkan di atas tanah dengan posisi berdiri tegak hingga ke bagian loteng dan sekaligus menopang berat pada bagian atapnya.

Untuk saat ini banyak tiang bangunan yang diletakkan di atas pondasi batu. Jumlah tiang pada rumah ini disesuaikan dengan jumlah ruangannya.

Biasanya terdiri dari empat batang tiang dalam setiap barisnya dengan tiga atau empat baris aliri. Sehingga kalau ditotal bisa mencapai 12 batang aliri.

2. Awa Bola atau Kolong Rumah

Yaitu bagian yang letaknya di antara lantai bangunan dengan tanah.  Biasanya difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat pertanian, alat memancing, atau alat berburu.

3. Arateng dan Ware’

Yaitu penyangga lantai dan penyangga loteng, dimana setiap tiang dibuat lubang segi empat sebagai tempat untuk menyisipkan balok pipih yang berfungsi sebagai arateng dan ware’ yang juga mengubungkan panjang rangka bangunan rumah.

Pada awalnya rumah dengan tiang yang ditanam, balok untuk penyangga lantai dan loteng tidak disisipkan pada tiang melainkan diikat.

4. Ale Bola

Yaitu badan rumah yang di dalamnya terdapat ruangan-ruangan yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Mulai dari menerima tamu, istirahat atau tidur, berkumpul bersama keluarga, musyawarah, dan aktivitas lainnya.

5. Lotang Risaliweng

Salah satu bagian dari badan rumah disebut dengan lotang risaliweng yang fungsinya antara lain adalah sebagai tempat menerima tamu dan ruang tidur tamu.

Ruangan ini juga difungsikan sebagai tempat untuk musyawarah, menyimpan benih pertanian, dan meletakkan jenazah sebelum dimakamkan.

6. Posi’ Bola

Yaitu pusat rumah yang letaknya tepat berada di tengah persilangan antara panjang dan lebar tiang.

Biasanya rumah adat ini memiliki tiga baris tiang memanjang dan tiga baris tiang yang melebar sehingga membentuk empat persegi panjang.

7. Timpa’ Laja

Yaitu papan untuk menyusun dinding pada bagian muka atap. Semakin banyak tingkatannya maka semakin tinggi status sosial pemilik rumah.

8. Addengeng atau tangga

Dimana untuk bentuk naik membujur hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan yang merupakan golongan ana’ cera’ ke atas.

Sementara untuk kaum bangsawan tertinggi boleh menggunakan tangga miring tanpa anak tangga yang terbuat dari bilah bambu.

9. Tamping

Yaitu semacam serambi yang memanjang di samping badan rumah dengan lantai lebih rendah dan atap tersendiri.

10. Rakkeang

Bagian lainnya adalah rakkeang atau langit-langit serta anjong yang berfungsi sebagai hiasan rumah dan sekaligus menunjukkan status sosial pemiliknya.

Baca Juga: Rumah adat Lamin, Rumah Tradisional Warisan Suku Dayak Kaltim