Stellantis, grup besar dalam industri otomotif, dilaporkan telah memecat lebih dari 1.000 karyawan di Amerika Serikat. Langkah pemecatan ini diambil sebagai bagian dari upaya efisiensi perusahaan.
Menurut laporan Reuters, pada Rabu (6/11/24), Stellantis memecat 1.100 karyawan yang bekerja di pabrik Jeep Gladiator di Toledo, Ohio, Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi efisiensi perusahaan yang menaungi 14 merek kendaraan.
Beberapa hari setelah pemecatan pertama, pada Jumat (8/11/24), Stellantis kembali memecat 400 pekerja di fasilitas suku cadang otomotif di Detroit. Pabrik ini bertanggung jawab untuk memproduksi bagian-bagian kendaraan.
Pada awal November 2024, Stellantis memecat total 1.500 pekerja. Sebelumnya, pada Agustus 2024, perusahaan otomotif ini juga telah melakukan pemecatan terhadap 2.450 pekerja di fasilitas pabrik mereka di Michigan, yang memproduksi mobil Ram 1500 Classic.
“Ini merupakan tindakan yang sulit untuk dilakukan, tetapi tindakan ini diperlukan agar perusahaan dapat kembali mendapatkan keunggulan kompetitifnya dan pada akhirnya mengembalikan produksi ke tingkat sebelumnya,” tulis Stellantis dalam sebuah pernyataan resmi.
Menurut laporan Reuters, Stellantis telah melakukan perombakan manajemen senior sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki penjualan yang menurun, terutama di wilayah Amerika Utara. Selain itu, perusahaan juga dikabarkan telah mengurangi jumlah tenaga kerja bergaji per jam sebagai langkah efisiensi.
Pengurangan jumlah karyawan ini kabarnya dilakukan untuk membantu memulihkan sektor penjualan dan keuntungan Stellantis di pasar Amerika Serikat. Selain itu, perusahaan juga menghadapi tekanan lebih besar akibat penurunan saham yang mencapai sekitar 41% sepanjang tahun ini.
Stellantis, grup otomotif raksasa, mengelola berbagai merek ternama, di antaranya Abarth, Alfa Romeo, Chrysler, Citroen, Dodge, DS Automobiles, Fiat, Jeep, Lancia, Maserati, Opel, Peugeot, Ram, Vauxhall, serta layanan mobilitas seperti Free2move dan Leasys.
Pemecatan karyawan ini berdampak pada salah satu lini bisnis Stellantis yang beroperasi di pasar Amerika Serikat, khususnya pada merek Jeep.