Jaksa Agung, ST Burhanuddin, mengungkapkan harapannya agar para tersangka dan saksi dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan timah bersedia memberikan keterangan, sehingga penyelidikan dapat terungkap dengan jelas. Namun, dia mencatat bahwa hingga kini, para tersangka memilih untuk ‘tutup mulut’.
Awalnya, anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman, menanyakan perkembangan kasus korupsi pengelolaan timah yang diperkirakan merugikan negara hingga Rp 300 triliun akibat kerusakan lingkungan. Ia kemudian meminta penjelasan mengenai tokoh utama yang terlibat dalam kasus tersebut.
“Berkaitan dengan kasus timah yang pernah saya dalam rapat periode yang lalu di tempat ini ada nama yang disebut-sebut sebagai tokoh utama dalam kasus timah ini, tetapi tidak ada ujungnya tiba-tiba sudah sampai di tingkat penuntutan bahkan sudah sampai di persidangan,” ujar Benny dalam rapat dengar pendapat di kompleks gedung DPR, Rabu (13/11/2024).
“Saya tadi membaca laporan Pak Jaksa Agung masih ada pada tahap penyidikan, saya menduga yang saya sebut-sebut tadi akan berada pada tahapan ini. Ini dugaan saya,” tambahnya.
Jaksa Agung kemudian menanggapi bahwa pihaknya akan terus menyelidiki peran semua pihak dalam kasus pengelolaan timah. Namun, ia juga mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi selama proses penyidikan ini.
“Kami tidak akan terhenti di sana. Memang ada isu-isu si I, si A, si B. Di dalam hasil pemeriksaan terhadap para tersangka, saya tadinya mengharapkan dia bunyi siapa di belakangnya, atau siapa pemilik modalnya, atau siapa pelaku yang lain,” kata Burhanuddin.
Namun, ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, para tersangka belum bersedia mengungkapkan keterlibatan pihak lain. Jaksa Agung berharap agar tersangka dan saksi bersedia memberikan keterangan yang lebih jelas untuk memperlancar pengusutan kasus ini.
“Jadi mereka tutup mulut tidak ada menyebutkan si A yang sering disebut-sebut Bapak di media, saya tadinya mengharapkan ada keterbukaan daripada para tersangka atau saksi, tapi sampai saat ini belum, Pak Ben,” ujar Burhanuddin.
“Mudah-mudahan nanti ada beritanya ini di media dibaca supaya tidak takut lagi untuk menyebutkan,” imbuhnya.