Konflik Memanas: Iran Respon Keras Keputusan AS Kirim Pesawat Pengebom

Sahrul

Pesawat pengebom Amerika Serikat (AS) tiba di Timur Tengah di tengah ketegangan antara Israel dan Iran yang saling menyerang. Tindakan AS ini mendapat kecaman keras dari pemerintah Iran.

Pada Sabtu (2/11), militer AS mengumumkan pengiriman pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah. Langkah ini diambil sebagai peringatan bagi Iran, yang telah bersumpah untuk membalas serangan Israel terhadap lokasi-lokasi militernya pada 26 Oktober lalu.

“Jika Iran, mitra-mitranya, atau proksi-proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP.

Pengiriman sumber daya tambahan ini menyusul pengerahan aset pertahanan AS sebelumnya ke Timur Tengah untuk mendukung Israel. Ini termasuk sistem pertahanan rudal THAAD, yang dikerahkan ke negara tersebut oleh pasukan Amerika pada akhir bulan lalu.

Serangan yang dilancarkan oleh Israel ke Iran pada 26 Oktober lalu merupakan respons terhadap serangan rudal Iran yang terjadi pada 1 Oktober. Serangan tersebut merupakan balasan atas terbunuhnya para pemimpin kelompok militan yang didukung Iran, termasuk seorang komandan dari Korps Garda Revolusi Islam.

Dalam serangan tersebut, setidaknya empat tentara Iran dilaporkan tewas, dan insiden itu juga mengakibatkan “kerusakan terbatas” pada beberapa sistem radar. Selain itu, media Iran mengabarkan bahwa seorang warga sipil juga kehilangan nyawa dalam serangan tersebut.

Baghei menegaskan bahwa Iran akan memberikan balasan yang ‘pasti dan tegas’ terhadap Israel.

Ia juga menyatakan bahwa Iran memberikan dukungan penuh terhadap ‘semua inisiatif dan upaya’ yang bertujuan untuk mendorong gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, di mana Israel terlibat dalam konflik dengan kelompok bersenjata Hamas dan Hizbullah yang mendapatkan dukungan dari Iran.

Israel mengklaim bahwa serangannya pada 26 Oktober lalu ditujukan untuk menghancurkan kemampuan pertahanan dan produksi rudal Iran. Namun, pihak Teheran menyatakan bahwa kemampuan produksi rudalnya tetap utuh meski serangan tersebut terjadi.

Pada hari Senin (4/11), Presiden Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa Iran memiliki kekuatan rudal yang membuat Israel ‘tidak akan berani menyerang kami’.

Iran Kritik

Pemerintah Iran mengkritik langkah Amerika Serikat mengerahkan pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei menyebutnya sebagai ‘kehadiran yang mendestabilisasi’ wilayah tersebut.

“Kami selalu percaya bahwa kehadiran Amerika di wilayah tersebut adalah kehadiran yang mendestabilisasi,” kata Baghaei dalam konferensi pers sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pengerahan pesawat pengebom B-52 tersebut.

Menurut laporan dari kantor berita AFP dan Al Arabiya pada Selasa (5/11), dia menambahkan bahwa hal tersebut ‘tidak akan mengurangi tekad [Iran] untuk mempertahankan diri’.

Also Read

Tags

Leave a Comment